Kekuatan Sosial Media kini tak bisa lagi dianggap enteng oleh para pejabat | Media Indonesia Update
Karena kekuatan sosial media pula Kapolri dipaksa meminta maaf kepada publik, terkait kasus yang menimpa Sherlita Stephanie atau Lita, yang hampir menjadi korban pemerasan oknum polisi.
Pernyataan
Kapolri tersebut baru saja dilontarkan Sabtu pekan lalu (23/06) di RS Polri, Kramat
Jati. "Sekarang kalau ada hal-hal yang mengganggu masyarakat, tentu saja
saya mohon maaf. Tapi semua itu demi keamanan dan kenyamanan masyarakat,"
ujar Timur Pradopo.
Meski
tidak secara spesifik Timur Pradopo meminta maaf kepada Lita yang nyaris
menjadi korban jebakan oknum polisi jahat. Namun Kapolri menegaskan bahwa razia
yang kerap di gelar pada malam hari justeru untuk memberikan rasa nyaman dan
aman kepada masyarakat.
Kekuatan Sosial Media di era internet
Disinilah
kekuatan sosial media berbicara, seperti diketahui, kasus Lita menjadi ramai
diperbincangkan dan menuai protes masyarakat di Twitter, yang pada akhirnya
menarik perhatian banyak media massa untuk mengekspos berita tersebut.
Hal ini
tak akan mungkin terjadi di era sebelum booming internet dan situs jejaring
sosial.
Dimana kekuatan sosial media tidak ada, bahkan saat itu boleh dibilang masyarakat belum mengenal situs sosial media sama sekali.
Mulut masyarakat seolah dibungkam oleh aparat-aparat nakal, dimana ketika seseorang diperlakukan semena-mena, dia tak tahu harus berbicara kepada siapa dan kemana !
Dimana kekuatan sosial media tidak ada, bahkan saat itu boleh dibilang masyarakat belum mengenal situs sosial media sama sekali.
Mulut masyarakat seolah dibungkam oleh aparat-aparat nakal, dimana ketika seseorang diperlakukan semena-mena, dia tak tahu harus berbicara kepada siapa dan kemana !
0 komentar:
Posting Komentar