This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 06 September 2013

400 Juta warga China ternyata tidak paham Bahasa Mandarin

Sebanyak 400 juta warga China ternyata tidak mengerti Bahasa Mandarin sama sekali, meski bahasa itu telah digunakan di China daratan sejak ratusan tahun yang lalu | Media Indonesia News.




Oleh sebab itu kini pemerintah China terus berupaya keras mensosialisaikan Bahasa Mandarin sebagai bahasa nasional yang mempersatukan seluruh China.

"Negara ini masih memerlukan investasi besar dalam mempromosikan Bahasa Mandarin," ujar Xu Mei, Jubir Kementerian Pendidikan China, saat kampanye tahunan untuk mempromosikan Bahasa Mandarin. Kampanye itu sendiri sebenarnya telah dijalankan setiap tahun, sejak tahun 1998 lalu. Khususnya terfokus di daerah terpencil yang kebanyakan di huni oleh etnis minoritas disana.

Namun promosi tersebut juga tidak berlangsung mulus, karena dalam perjalanannya ternyata banyak menimbulkan konflik perlawanan dan kekerasan. Reuter melaporkan. Tahun 2010 misalnya ratusan orang berdemonstrasi dijalanan Guangzhou, untuk memprotes penyatuan Bahasa Mandarin sebagai bahasa nasional di China, karena mereka khawatir pemerintah akan bertindak memarginalkan bahasa daerah mereka, yaitu bahasa Kanton. Demikian pula dengan yang terjadi di Tibet, yang memprotes kebijakan pemerintah yang mewajibkan pelajaran Bahasa Mandarin di sekolah.

Pemerintah China sendiri masih terus gencar mempromosikan penggunaan Bahasa Mandarin untuk mempersatukan penduduk mereka yang terdiri dari ratusan suku bangsa dan memiliki ribuan dialek bahasa daerah yang berbeda pula.

Author: Google Plus

     

Atraksi maut menyusui anak sambil mengendarai sepeda moped di China

Gara-gara menyusui anak seraya mengendarai sepeda moped di jalan raya Yuzhou, Hunan, China, seorang ibu ditangkap polisi lokal | Media Indonesia Update.



Atraksi maut yang dilakukan ibu muda tersebut membuat para warga yang menyaksikan aksinya sangat terkejut, pasalnya ia menggendong bayi yang didudukan dipangkuan, didekapnya dengan tangan kiri. Sementara tangan kanannya memegang setang sepeda moped.

Bukan hanya itu, tiba-tiba saja wanita itu menyingkapkan kaos yang dikenakannya dan langsung menyusui anaknya yang masih balita, berusia 18 tahun, ditengah kepadatan lalu lintas.


Mengutip sumber Xinhua, beberapa saksi mata yang mengkhawatirkan keselamatan sang bayi langsung melaporkannya kepada polisi setempat, yang tak lama kemudian menghentikan aksi berbahaya itu dan mengambil anaknya dari pangkuan sang ibu. sebelum terjadi kecelakaan  yang tidak diinginkan.

Seorang juru bicara kepolisian lokal mengatakan "Dia mempertaruhkan hidupnya, nyawa anaknya dan keselamatan semua pengguna jalan lainnya." Atas ulahnya menyusui anak sambil mengendarai sepeda moped tersebut, akhirnya polisi mengatakan akan menyita sepeda moped miliknya.

Kasus hampir serupa juga terjadi pada tahun 2009 lalu di Alice Springs, Australia, ketika seorang ibu muda yang tengah mabuk berat hampir saja menabrak mobil patroli polisi di jalan raya, ketika ibu muda yang tengah mabuk berat itu diketahui sedang menyusui anak sambil tetap mengemudikan mobil. Sumber Jakarta Media News

Survei Online: Warga Amerika Lebih Kuatir Dengan Facebook Ketimbang NSA

Survei online terbaru dari Pew Research Centers Internet and American Life Project melansir bahwa sebagian besar warga Amerika lebih kuatir terhadap pencurian data pengguna di Facebook dibandingkan dengan NSA | Media Indonesia News.





Menurut hasil lembaga survei online yang dirilis pada hari Kamis kemarin (05/09) sebanyak 33 persen pengguna Internet "ingin menghindari hacker, atau penjahat," sekitar 28 persen ingin menghindari pengiklan. Sementara hanya sekitar 5 persen yang melaporkan bahwa mereka ingin menghindari pengamatan dari badan-badan keamanan pemerintah, seperti NSA (National Security Agency).

Laporan lembaga survei tersebut juga menemukan bahwa 86 persen pengguna Internet "telah mengambil langkah-langkah untuk menghapus jejak online mereka, mulai dari membersihkan cookies dan mengenkripsi e-mail" dan 59 persen "tidak berpikir itu ada kemungkinan ulah anonim online."

Sementara itu menurut Christian Science Monitor, "Program pengamatan yang dilakukan oleh pemerintah seperti Program Prisma NSA yang baru-baru ini heboh. Disebutkan tidak akan beroperasi jika perusahaan-perusahaan besar internet tidak membocorkan data pengguna mereka," karena metadata yang sama yang memberitahu situs sosial media iklan apa yang digunakan adalah informasi yang sama yang digunakan pemerintah untuk mengakses dan menentukan ancaman keamanan nasional.

Sebagai contoh, Facebook belum lama ini dituduh menggunakan gambar sekitar 150 juta penggunanya untuk mempromosikan produk dan jasa melalui program Sponsored Stories, yang pada akhirnya setuju membayar sebanyak US$ 9,5 juta untuk menyelesaikan kasus ini.  

Lee Rainie, Direktur survei online, Pew Research Center’s Internet and American Life Project, mengatakan warga Amerika "lebih intens berusaha untuk menutupi informasi pribadi mereka dari hacker, pengiklan, teman, dan anggota keluarga mereka dan selanjutnya berusaha untuk menghindari pengamatan dari pemerintah."  sumber: Jakarta Media News.